Apakah Anda masih bingung mengenai apa perbedaan ekonomi islam dan ekonomi konvensional?
Perekonomian merupakan fenomena riil yang berkaitan dengan kegiatan manusia mengalokasikan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sementara ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan begitu, perekonomian adalah tentang apa yang terjadi, dan ilmu ekonomi adalah bidang ilmu yang mempelajari hal tersebut.
Ekonomi syariah atau ekonomi Islam adalah adalah ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meninjau, meneliti,
Dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara islami yang bersumber dari Al-Quran, sunnah, ijma, dan qiyas.
Sementara ekonomi konvensional adalah teori ekonomi yang berkaitan dengan ‘kebebasan’ bergerak menuju pasar bebas dengan sistem ekonomi
Berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Secara segi pengertian pun sudah jelas bahwa ekonomi Islam sangatlah berbeda dengan ekonomi konvensional.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa simak beberapa hal yang membedakan kedua jenis ekonomi tersebut, antara lain:
Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional yang pertama adalah perbedaan prinsip.
Jika ekonomi Islam berprinsip pada Goal Oriented Discipline, sementara ekonomi konvensional berprinsip pada konsep Scarcity.
Pada prinsip ekonomi Islam, agama dan ekonomi memiliki kaitan yang sangat erat dan ekonomi dilakukan sebagai ibadah.
Landasan ekonomi syariah ini didasari oleh syariat-syariat islam.
Namun pada prinsip ekonomi konvensional, tujuannya adalah untuk melakukan pertumbuhan ekonomi.
Pada sistem tersebut, saat pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik, maka setiap orang akan mencapai kepuasan individu yang diinginkan.
Perbedaan hak milik di kedua jenis ekonomi ini berada pada cara mendapatkan hak milik serta ketentuan mengenai hak milik tersebut.
Hak milik konvensional menggunakan sistem kepemilikan individu, dimana setiap individu memiliki hak atas kepunyaan aset yang dimilikinya.
Sedangkan hak milik ekonomi syariah ialah menganut sistem kepemilikan bersama,
Di mana kepemilikan aset tidak boleh hanya dimiliki oleh satu individu saja, tetapi harus dibagi dengan masyarakat.
Hak milik ini sejalan dengan prinsip yang terkandung dalam syariah,
Menyatakan bahwa kepentingan masyarakat luas harus diprioritaskan dan kepentingan seorang individu ada di nomor dua.
Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional dalam segi mekanisme tentu saja sangat berbeda jauh.
Mekanisme pada ekonomi Islam meyakini adanya Invisible Hand yang mencoba untuk mengefisienkan pasar.
Dengan kata lain, ekonomi Islam mempertimbangkan proses produksi dan distribusi barang jasa.
Menjadikan pemerintah sebagai unit ekonomi yang berdampingan dengan unit ekonomi lain guna menjaga kestabilan.
Sedangkan konvensional menggunakan mekanisme bebas keluar masuk pasar tanpa intervensi.
Padahal jika pasar tidak diatur dan dibiarkan bebas begitu saja, maka dapat terjadi ketidakseimbangan dalam penawaran dan stok barang.
Salah satu contoh ekonomi konvensional dalam hal mekanisme adalah masalah masker akibat virus korona.
Kala itu banyak terjadi penimbunan barang sekaligus terjadi lonjakan harga yang fantastis tinggi.
Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional juga dapat dilihat dari pembagian keuntungan yang diperolehnya.
Pembagian keuntungan adalah salah satu aspek yang juga berbeda di antara kedua jenis ekonomi tersebut.
Keuntungan dari ekonomi Islam hanya bisa dihitung apabila terjadi transaksi bisnis, sehingga terjadi keseimbangan antara tindakan dan usaha.
Ekonomi syariah tidak memakai sistem bunga, baik bunga tetap atau bunga mengembang.
Selain itu, pembagian keuntungan dalam bank syariah telah disesuaikan dengan akad atau kerjasama yang telah disepakati di awal atau pada saat perjanjian.
Namun sebaliknya, ekonomi konvensional mengambil keuntungan berdasarkan prinsip time value of money dimana nilai mata uang semakin lama akan semakin tinggi.
Di sini juga terdapat sistem bunga tetap dan bunga mengembang.
Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional selanjutnya adalah dari aspek rasionalitas.
Rasionalisasi dalam ekonomi Islam adalah Islamic Economic Man atau manusia ekonomi yang berkarakter islami.
Islamic economic man dianggap perilaku rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang.
Tauhidnya untuk senantiasa yakin bahwa Allah lah yang mengantarkan kesuksesan hidup dunia akhirat.
Sedangkan rasionalitas dalam konvensional adalah Rational Economics Man yaitu tindakan individu dianggap mampu
Jika bertumpu pada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas.
Selain itu, ekonomi konvensional juga mengabaikan moral dan etika dan hanya sebatas kepentingan di dunia tanpa mementingkan kepentingan di akhirat.
Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional yang bisa dilihat berikutnya adalah perbedaan Pengawasan.
Dalam sistem operasionalnya, perbankan syariah tidak hanya diawasi oleh pemerintah atau lembaga tertentu namun juga memiliki dewan pengawasnya sendiri.
Dewan pengawas dalam ekonomi syariah terdiri dari ahli ekonomi yang memahami fiqih muamalah dan sekumpulan ulama.
Dewan pengawas ini berguna untuk memastikan jika seluruh operasional lembaga sudah sesuai dengan prinsip dan ketentuan Islam.
Sementara pengawasan ekonomi konvensional diawasi sesuai dengan peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku serta mengaturnya.
Bank konvensional dapat diawasi oleh lembaga tertentu atau pihak internal tertentu di dalamnya.
Dengan kata lain, ekonomi konvensional menganut paham kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa intervensi.
Nah, itu dia penjelasan tentang perbedaan ekonomi Islam dan konvensional yang bisa Anda pahami dan pelajari.
Semoga dengan adanya ulasan di atas dapat menambah wawasan Anda mengenai dunia perekonomian.